Thursday, August 25, 2011

Tanya Jawab Buddhisme

Mengapa kita harus berdaimoku? Mengapa tidak hanya bermeditasi atau berpikir positif saja?

Berdaimoku atau menyebut Nam-myoho-renge-kyo akan membuka sifat jiwa kita dan menghubungkan secara langsung jiwa kita dengan irama pokok alam semesta yang kita sebut sebagai Hukum Gaib.
         Nichiren Daishonin mengajarkan dalam "Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Seumur Hidup": "Jika anda berharap membebaskan diri dari penderitaan lahir dan mati yang telah lama anda tahan sejak masa lampau tak berawal dan secara pasti mencapai kesadaran Buddha yang tidak tertandingi dalam kehidupan ini, anda harus menyadari kebenaran gaib yang sejak semula telah melekat pada diri setiap makhluk hidup. Kebenaran ini adalah Myoho-renge-kyo. Menyebut daimoku akan memungkinkan anda menyadari kebenaran gaib yang merupakan bawaan sejak lahir dalam semua kehidupan" (WND-1,hlm3).
        Bagian ini mengungkapkan perbedaan utama antara menyebut daimoku dan melakukan meditasi atau berpikir positif. Meskipun meditasi dan berpikir positif berguna bagi banyak orang, pelaksanaan-pelaksanaan ini berpusat pada pikiran- menenangkannya dan melatihnya-- dan tidak dapat membuka sifat pokok jiwa kita, kesadaran Buddha atau suasana jiwa tertinggi kita sepenuhnya.
        Buddhisme Nichiren Daishonin mengajarkan bahwa dunia Buddha dalam diri kita jauh melampaui kekuatan pikiran kita. Dunia Buddha adalah daya hidup itu sendiri, kekuatan jiwa yang kita keluarkan untuk mengubah seluruh hidup kita.__(dikutip dengan penyesuaian dari Soka Spirit hlm 40, April 2011)

Wednesday, July 20, 2011

Long Life Learning by Daisaku Ikeda

Pidato Presiden SGI, Daisaku Ikeda
PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP
 
Pada siang tanggal 30 September 2002, pendiri Universitas Soka, Presiden SGI, Daisaku Ikeda berbicara di hadapan mahasiswa-mahasiswa di Ruang M402 Gedung Pusat Universitas Soka, Tokyo, mengenai filosofi yang generasi muda butuhkan untuk mengarahkan diri mereka di masa muda. Beliau menyampaikan pidato berikut:

            Pada saat saya berusia dua puluh tahunan, saya bekerja di perusahaan percetakan Nihon Shogakkan milik mentor saya, Josei Toda. Jauh sebelum perang, bapak Toda telah mengerjakan pencetakan buku-buku novel. Saya telah lama menaruh mimpi untuk menjadi seorang jurnalis dan menulis sebuah novel bagus, dan saya ingin bekerja di bidang yang berhubungan dengan menulis, yang mengarahkan saya pada pekerjaan saya di perusahaan bapak Toda.
            Ini merupakan masa yang penuh kekacauan dan masalah ekonomi yang buruk. Situasi ini juga menjadi sulit bagi perusahaan Bapak Toda, dan saya tidak pernah lupa seberapa keras saya berjuang untuk mempertahankan perusahaan tersebut.

Belajar Melalui Kehidupan
            Saya telah bertemu dan berdiskusi dengan banyak penulis dalam hidup saya. Saya mengingat satu judul buku yang oleh seorang penulis sangat disarankannya kepada saya – Saiban no Sho (Pemikiran Hakim), ditulis oleh hakim terkenal (Masataro Miyake). Saya segera membeli buku tersebut dan membacanya. Saya menemukan bahwa buku ini penuh dengan pemikiran yang mendalam mengenai sifat dasar manusia, dan saya sangat tergerak olehnya.
            Selama beberapa dekade terakhir, saya telah bertemu dengan banyak orang-orang yang luar biasa, dan saya bisa membedakan dengan mudah mereka yang sungguh-sungguh dan yang berpura-pura. Kedalaman karakter seseorang ditentukan oleh apakah mereka benar-benar mengalami penderitaan atau tidak.
            Ada sebaris kalimat terkenal dari buku yang baru saja saya sebutkan yang  saya rasakan secara khusus menerangkan:  “Adalah suatu hal memalukan untuk menjadi seorang yang tidak mau tahu.” Dulu, saya pernah mengatakan pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Soka bahwa adalah suatu hal yang memalukan untuk enggan dalam belajar. Hal terbodoh dan paling memalukan di dalam kehidupan bukanlah upaya untuk belajar, untuk menantang diri sendiri. Hal terpenting dalam kehidupan ini- yang lebih penting dari sekadar menjadi kaya atau terkenal—ialah untuk Belajar. Tidak masalah seberapa terkenal seseorang itu, jika mereka tidak mempunyai keinginan untuk belajar, mereka tidak akan menerima rasa hormat. Seseorang yang belajar sepanjang hidupnya—itulah orang yang patut di hormati.
            Belajar merupakan hak setiap individu yang tidak dapat diganggu-gugat. Sebagai manusia, belajar bukan saja hak kita tetapi juga merupakan kewajiban. Jadi, tolong jangan pernah kehilangan semangat untuk terus belajar sepanjang hidup Anda!

Membaca memperdalam dan memperkaya karakter kita

    Salah satu penulis paling diingat sepanjang masa yang saya ketahui ialah Sawako Ariyoshi(1931-84). Beliau meninggalkan banyak karya-karya cemerlang. Pada buku “The Twilight Years”(Tahun-tahun Senja), beliau dihadapkan pada masa pengobatannya dari masalah-masalah penuaan. Pada buku “Compound Pollution”, beliau menyuarakan sebuah peringatan tentang polusi lingkungan. Bukunya “The River Ki” adalah cerita tentang kehidupan dari tiga generasi wanita dari Provinsi Ki(sekarang Perfektur Wakayama), dimana dari provinsi tersebutlah beliau berasal. Pada buku “The Doctor’s Wife”, beliau menulis tentang kehidupan dari ahli bedah Jepang pertama dari sudut pandang istri dan ibunya. Beliau juga menulis sebuah novel anti-perang berjudul “Umikura”, dengan latar lokasi Pulau Mikurajima. Di setiap karya-karyanya, beliau secara jelas mengamati sejarah dan masyarakat dengan kecerdasan yang luar biasa.
            Saya juga mengikuti karir anak perempuan sulung beliau, Tamao Ariyoshi yang juga merupakan seorang penulis berbakat.
            Keakraban kita dengan buku-buku bagus adalah sebongkah harta yang akan bertahan sepanjang hidup ini. Kesan-kesan visual hanyalah berlangsung sebentar saja, dan cenderung hanya memberi kesenangan bagi reseptor pasif. Lagi pula, pengetahuan ilmiah yang tidak di bekali perhatian besar akan aspek kemanusian bisa menjadi berbahaya. Kemanusiaan harus selalu menjadi dasar pedoman kita, dan membaca membantu perkembangan orang-orang yang berperikemanusiaan. Jika kita bertujuan untuk menjadi seorang pemimpin yang bekerja demi kepentingan  banyak orang, membaca merupakan hal yang sangat penting—membaca, bukan dari novel biasa dengan pandangan dangkal tentang manusia, tetapi karya besar dari dunia sastra.
            Apakah tujuan dari hidup? Apakah tujuan dari belajar? Tanpa pengertian mendalam dari filosofi yang mendasari pertanyaan-pertanyaan ini, kehidupan kita akan menjadi dangkal dan tidak berarti. Bagaimana kita bisa memperkuat diri kita sebagai seorang individu? Bagaimana kita bisa meraih kekayaan, memenuhi pandangan tentang apa artinya menjadi seorang manusia? Dan bagaimana kita bisa menuntun kehidupan yang memampukan kita mengeluarkan potensi luar biasa kita? Hal-hal ini merupakan pertanyaan yang kita hadapi di dalam kehidupan ini.
            Ketika saya bertanggung-jawab dalam pengeditan majalah-majalah Boy’s Adventure dan Boy’s Japan dibawah arahan Bapak Toda, sebagai bagian dari pekerjaan saya, saya bertemu dan dibantu oleh banyak penulis dan pelukis terkenal. Pertemuan-pertemuan itu merupakan harta berharga di masa muda saya.
[Catatan Editor Laporan SGI: Presiden Ikeda melanjutkan dengan menyampaikan lebih dari dua belas penulis, pelukis, illustrator, dan kartunis komik manga penting dari Jepang yang beliau temui dan bekerjasama sebagai seorang editor.]
Bertahun-tahun kemudian, saya telah membentuk persahabatan dengan banyak sekali tokoh budaya dan intelektual termasyhur di dunia. Saya berharap Anda semua juga akan bertemua dengan banyak orang-orang luar biasa, belajar dari mereka, bentuk persahabatan yang erat, dan jalani hidup produktif dan bermanfaat.

Suara Kita Mencerminkan Sifat Dasar dan Semangat Kita

            Saya juga berharap bahwa Anda semua akan memiliki kesegaran, suara yang menyegarkan dan hidup. Seorang filsuf (Jose Ortega y Gasset of Spain) suatu saat berkata suara manusia “ ialah petunjuk dimana sifat seseorang itu benar-benar terlihat.”1 Suara kita mengungkapkan sifat dasar kita yang sesungguhnya. Saya telah bertemu banyak orang-orang terkenal dari negara lain dalam hidup saya, dan seluruh individu ‘kelas satu’, tanpa terkecuali, mempunyai suara yang luar biasa. Dan mereka semua mampu berbicara dengan jelas termasuk mengenai isu paling rumit sekalipun.
            Dalam hal ini, seringkali dikatakan bahwa kata-kata dari orang Jepang cenderung samar-samar dan tidak jelas. Suara anda adalah karakter anda. Suara anda adalah citra diri anda. Suara anda adalah semangat anda. Saya berharap anda semua akan berusaha untuk menyempurnakan suara anda dan mengingat pentingnya hal ini.

Libatkan Diri Anda Sepenuhnya!
Mentor saya bapak Toda sering menasehati kita untuk memilih sesuatu dan libatkan diri kita secara langsung . Inilah rahasia untuk sukses di segala usaha. Hal yang sama berlaku dalam belajar. “Saya akan melakukan yang terbaik dalam ulangan!” “Saya akan menyelesaikan tugas akhir ini!”—dengan tekad sedemikian, pilih tugas yang akan anda hadapi dan libatkan sepenuhnya diri anda didalamnya.
            Bapak Toda juga selalu berkata bahwa seseorang yang tidak bisa mengerjakan sebuah tugas kecil tidak akan pernah bisa sukses dalam tugas utama kehidupan ini. Tugas-tugas kecil adalah penting. Untuk anda sebagai pelajar, ini berarti satu  dua jam belajar anda hari ini. Anda jangan pernah memandang remeh hal ini, tugas harian sebagai hal yang enteng, karena dengan menyelesaikan tugas atau pekerjaan kecil barulah bisa membangun fondasi bagi pekerjaan dan tindakan besar.

Peranan pelajar dalam reformasi sekolah
Demi masa depan abadi bagi Universitas Soka, saya ingin menyampaikan kata-kata dari seorang pendidik besar, seorang bijak Presiden Czech Tomas Masaryk(1850-1937): “Reformasi sekolah juga, lebih tepat dikatakan sebagai perbaikan guru dan sistem pembelajaran.”2 Dan Dr Tao Xingzhi(1891-1946), seorang pendidik terkenal dari China,  penulis dan juga pujangga mengatakan: “Jika guru-guru tidak berkembang, murid-murid tidak bisa diharapkan untuk berkembang.”3
            Saya telah berulang-kali mengatakan bahwa refomasi sekolah dimulai dari reformasi guru, dan ini merupakan pandangan yang disetujui banyak pendidik di seluruh dunia. Akan tetapi, saya percaya bahwa langkah selanjutnya harus diambil, dan saya ingin mengatakan bahwa pelajar-pelajar harus memikul tanggung-jawab dalam reformasi sekolah.
            Mahasiswa merupakan fondasi dari sebuah universitas; lebih lanjut, mahasiswa akan membawa nama universitas mereka sepanjang akhir hidup mereka. Sebagai hasilnya, mahasiswa memiliki hak dan tanggung-jawab untuk membangun universitas yang ideal dengan kerja keras mereka sendiri.  Mohon jangan lupa akan hal ini.
            Saya dengan mantap percaya bahwa pendidikan universitas di abad 21 harus di dasarkan  pada prinsip menempatkan mahasiswa sebagai kepentingan pertama. Filsuf Jerman, Immanuel Kant(1724-1804), dalam bukunya On Education, menulis: “Sifat dasar manusia akan menjadi lebih baik dan berkembang dengan baik melalui pendidikan, dan..... ini bisa di bawa kedalam bentuk yang sesuai dengan aspek kemanusiaan.”4 Sebagaimana dengan keinginan Kant, satu-satunya cara untuk memajukan umat manusia ialah dengan memajukan pendidikan. Ini merupakan salah satu misi besar Universitas Soka.
dikutip dari Cosmic, SGM

Thursday, March 3, 2011

Youth Age

  • Do not despair or grow impatient over transient phenomena. Life is long. Even if you have problems, even if you have done things you regret or have made mistakes, your whole future still lies ahead of you.__ Daisaku Ikeda, SGI's President(1928-now)
  •  Youthfulness is not determined by age. It is determined by one's life force. One who possesses hope is forever young. One who continually advances is forever beautiful.__ Daisaku Ikeda, SGI's President(1928-now)
  • Every hardship is an opportunity to strengthen ourselves, to temper our life and make it shine with greater luster.__ Daisaku Ikeda, SGI's President(1928-now)


 I live in that solitude which is painful in youth, but delicious in the years of maturity.
    - Albert Einstein, Physicist (1879-1955)









Youth has no age.
      - Pablo Picasso, famous painter(1881-1973)









The search after the great men is the dream of youth, and the most serious occupation of manhood.
- Ralph Waldo Emerson, American Philoshopher (1803 –1882)